Minggu, 21 Februari 2016

Kampung Angklung

KAMPUNG ANGKLUNG

Awal adanya yang memproduksi angklung di kampung ini tahun 90-an dengan mayoritas pekerja asli penduduk kampung.Setelah berkembang, beberapa tahun kemudian di tahun 2000-an mulai ada beberapa orang yang mulai membuka produksi lagi denga motifasi berdikari/berwirausaha dan dari dorongan pemilik usaha yang awalnya mempekerjakan namun dirasa telah memiliki kemampuan yang cukup disuruhlah membuka sendiri dengan tetap dibantu pemasarannya.


Dengan berbagai perkem
bangan di dunia angklung yang semakin baik responnya, apalagi setelah angklung di akui dunia melalui Unesco maka terus bermunculan pula yang buka usaha produksi angklung.
Sampai sekarang tidak kurang dari 7 rumah produksi angklung yang ada di kampung ini tepatnya Dusun Liggamanik.Kmp Nempel Rw 07 Desa Panyingkiran-Kec/Kab Ciamis. Dengan rata-rata produksi per bulan 1.500 set Angklung 1 oktaf yang keluar dari kampung ini. Kini ada wacana oleh pemerintah setempat akan diajukan sebagai sebagai salah satu tujuan wisata yakni sebuah perkampungan angklung/kampung angklung.....kita tunggu saja perkembangannya 

Jumat, 19 Februari 2016

CARA MEMILIH BAMBU UNTUK ANGKLUNG 

Sebelum proses pembuatan angklung terlebih dahulu harus memilih bambu yang tepat dan bagus, karena tidak semua bambu bisa dijadikan angklung.
Disini akan diterangkan bagaimana memilih bambu yang bagus untuk dijadikan angklung. Untuk produksi angklung, bambu dibagi menjadi 4 bagian


1. Bambu untuk dibuat Nada. Untuk bambu yang pertama yang harus dipilih yakni bambu untuk dibuatkan nada. Bagaimana cara memilihnya yaitu dengan melihat fisik dari bambu tersebut ciri-cirinya;
Bambu yg sudah di beri nada

  • ruasnya cukup panjang lebih dari 40 cm 
  • permukaannya halus, tandanya bambu tersebut sudah cukup umurnya dan kalau dipukul suaranya nyaring     walaupun belum dibuatkan nada.
Bambu yg sudah diberi nada











2. Bambu untuk dibuat Rangka. Untuk bambu yang akan digunakan untuk rangka hampir sama halnya dengan memilih bambu untuk nada.  caranya dilihat fisikya cuma yang paling terlihat dan cukup gampang ciri-cirinya;

  • panjang ruas bambu tidak menjadi acuan
  • yang paling utama bambu yang usianya belum cukup tua, sehingga permukaanya tidak terlalu keras kalau dipukulkan tidak terlalu nyaring suaranya   
  • Rangka Bambu       


3. Bambu untuk dibuat standar. Bambu yang akan dibuatkan standar harus dicarikan yang masuk kriteria diantaranya 


  • utamakan bambu yang fisiknya dari bawah/pangkal sampai keujung/congo bentuknya lurus (gantar/sunda) dan tidak terlalu tua
  • bambu yang sama bentuk dengan yang akan dipakai untuk nada, ruasnya tidak terlalu panjang. tidak memungkinkan untu dibuat nada
  • Stadar Angklung
  • bambu yang bentuk fisiknya mirip dengan yang akan dipakai untuk rangka
4.  Bambu untuk dibuat galeger/sumpit. bahan bambu untuk ini yang dipakai adalah batang bambu yang memiliki panjang ruas yang cukup minimal 45 cm dan memiliki ketebalan lebih dari 7mm.

Dari yang dipaparkan ini, angklung yang dibuat adalah angklung dari bahan bambu putih/bambu tali.